MATACYBER.COM | CILEGON – Proyek betonisasi di Jalan Purbaya, kelurahan bendungan, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, mendapat sorotan terkait dugaan kelalaian dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Berdasarkan pantauan media pada Senin sore, 14 Oktober 2024, sejumlah pekerja terlihat tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm dan sepatu keselamatan. Bahkan, beberapa di antaranya hanya mengenakan sandal saat bekerja di lokasi proyek.
Proyek ini menggunakan anggaran sebesar Rp975.044.890 yang bersumber dari APBD Kota Cilegon, dengan pelaksana CV Vir Maju Bersama. Sayangnya, selama pengecoran berlangsung, tidak tampak kehadiran pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) maupun konsultan proyek. Hal ini menimbulkan tanda tanya terkait pengawasan dan kontrol kualitas pekerjaan di lapangan.
Selain masalah APD, warga juga mengeluhkan kualitas pekerjaan karena ditemukan dua titik retakan panjang di jalan yang baru saja selesai dikerjakan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait ketahanan dan kualitas beton yang digunakan.
“Diperbaiki lagi nggak ini? Kalau nggak, nanti malah rusak dan hancur lagi,” ujar salah seorang warga.
Ketika dikonfirmasi terkait pekerja yang tidak memakai APD, mandor proyek saat dilokasi menyatakan bahwa helm telah disediakan dan pihaknya langsung menegur pekerja yang tidak memakainya.
“Helm ada. May, helm di mana, May?” tanya mandor kepada salah satu pekerja di lokasi.
Mengenai ketidakhadiran konsultan, mandor menjelaskan bahwa konsultan diwakilkan hari ini, namun tidak berada di lokasi saat pengecoran berlangsung.
“Kemarin ada kok konsultan,” tambahnya.
Saat dihubungi untuk mengonfirmasi temuan keretakan di dua titik tersebut, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Kota Cilegon, Topan, belum memberikan tanggapan melalui pesan WhatsApp.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada respons resmi dari pihak pelaksana CV Vir Maju Bersama terkait dugaan kualitas pekerjaan yang dipertanyakan.
(Hendra/Red)