MATACYBER.COM | CILEGON - Pihak KS Group telah membangun pasar di wilayah Krenceng, Kota Cilegon, dengan tujuan utama mendukung keberadaan UMKM di kota Cilegon. Pasar ini dirancang untuk menampung pedagang dan masyarakat terdampak relokasi serta meningkatkan perekonomian lokal. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Koperasi KOPDAKA, Kang Mulyana, pada Senin, 2 September 2024.
Kang Mulyana mengatakan, pasar tersebut dibangun oleh KS Group untuk mendukung keberadaan UMKM di Kota Cilegon. Setelah pembangunan selesai, dibentuklah Koperasi KOPDAKA, yang melibatkan elemen-elemen masyarakat setempat sebagai bagian dari pengurus.
"Kios-kios pasar, termasuk pujasera, ruko atau Toko, dan workshop, diprioritaskan untuk masyarakat terdampak sejak awal. Iuran sebesar Rp50 ribu dari februari sampai bulan Mei 2024 dari pedagang Kepres hampir 90% nya tidak mau bayar padahal uang itu digunakan untuk operasional seperti sampah, listrik, dan keamanan, bukan biaya sewa," kata Kang Mulyana.
“Bagaimana bicara sewa menyewa, kalau iuran Rp50 ribu saja tidak mau dibayar, kapan pasar ini akan maju? Koperasi yang selama ini menutupi biaya operasional seperti keamanan, kebersihan, dan listrik,” ujarnya.
Selain itu, Pengurus koperasi KOPDAKA juga melakukan berbagai inovasi, seperti mengadakan senam sehat setiap Sabtu pagi, bazar UMKM, serta pasar kaget setiap tgl 27 dan pasar malam untuk menyemarakkan pasar.
"Jika ada ketidakpuasan, sebaiknya disampaikan dalam rapat pengurus. Kami terbuka untuk diskusi dan tidak ada pihak yang ditinggalkan," tegas Kang Mulyana.
Sementara itu, Ketua Koperasi KOPDAKA, H. Obi, menegaskan bahwa biaya yang dikenakan bukanlah biaya sewa melainkan biaya operasional untuk menjaga kelangsungan operasional pasar.
“Biaya ini untuk membayar keamanan, listrik, penerangan lampu, air, dan sampah.biaya biaya itu sudah di sosialisasikan dan disampaikan kepada pedagang sebelum menggunakan lapak tersebut ,tapi ada juga pihak tertentu yang menolak membayar dan membuat isu bahwa semua biaya biaya operasional dipasar krenceng sudah di cover oleh PT. KSP, jika semua sudah dicover oleh PT. KSP maka kami pun tidak akan menarik biaya sewa operational setiap bulannya kepada pedagang," jelas H. Obi.
"Jatah KEPRES itu ada total 48 kios, dan semuanya sudah terakomodir. Tapi dari 48 itu, sekitar 90% tidak ada yang mau memberikan iuran biaya operasional," katanya.
H. Obi juga menegaskan bahwa biaya sewa operasional dipasar Krenceng ini sangat terjangkau dan jika tidak ada biaya sewa operasional, koperasi tidak akan bisa berjalan untuk membiayai operasional Pasar Tersebut.
"KOPDAKA sudah terwakili dari semua lembaga, ada 11 lembaga dalam konsorsium. Jika hanya KEPRES saja yang tidak mau, ya abaikan saja, tapi mereka tetap kami masukan didalam kepengurusan KOPDAKA, apalagi Kopdaka ini 90% kepengurusan nya dari warga Krenceng dan saya yakin warga masyarakat krenceng sangat mensupport KOPDAKA dalam pengelolaannya seperti dulu kita membangun pasar krenceng disambut baik oleh masyarakat krenceng," ujarnya.
Untuk langkah ke depannya, Koperasi KOPDAKA akan mengambil tindakan tegas.
"Dari Februari sampai September, jika kios tidak dipakai, kami akan menggantinya dengan pedagang yang sudah mendaftar dari luar, termasuk masyarakat di Kecamatan Citangkil," tegas H. Obi.
Sementara, Sekretaris Koperasi KOPDAKA, Feriyana, menambahkan bahwa dalam hearing yang dilaksanakan pada hari Kamis, (29/08) kemarin yang diadakan, pihak PT KSI dan PT KSP menegaskan bahwa pasar ini adalah untuk masyarakat Kota Cilegon dan tidak memihak daerah tertentu.
"Pasar ini jelas diperuntukkan bagi masyarakat Kota Cilegon. Namun, kita tetap mengakomodir masyarakat setempat," ujar Feriyana. Ia menambahkan bahwa pendirian Pasar Krenceng merupakan dampak dari pembangunan dan pemagaran yang dilakukan oleh PT KS atau anak perusahaan KS.
Feriyana juga menyebutkan bahwa salah satu dampak dari pembangunan tersebut adalah akomodasi bagi pedagang lokal, termasuk yang berada di wilayah ADB.
"Sebagai Ketua Perkoci (Persatuan Pedagang Kaki Lima Kota Cilegon) di wilayah ADB, saya dan beberapa masyarakat Krenceng sudah diakomodir di Pasar Krenceng. Ada pedagang yang berjualan di lahan ADB milik KS, dan mereka juga telah diakomodir," jelasnya.
Menanggapi adanya ketidakpuasan dari beberapa pihak, Feriyana menyatakan bahwa Koperasi KOPDAKA selalu membuka ruang komunikasi.
"Ada sedikit miskomunikasi, namun sebetulnya kita sudah membuka ruang komunikasi sejak awal. Kami terbuka untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama," tambahnya.
(Hendra/Red)