MATACYBER.COM | CILEGON – Pada Rabu, 21 Agustus 2024, sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kota Cilegon mendatangi lokasi proyek pembangunan Medical Center RSUD Kota Cilegon.
Koordinator aksi, Sohari, mengungkapkan bahwa lima lembaga yang tergabung dalam aksi tersebut adalah LPKMP, KKPMP, TTTKBI, Macan Kulon, dan LSM Japati. Kedatangan mereka disebabkan oleh rasa ketidakpuasan terhadap manajemen proyek yang dianggap tidak menghargai keberadaan mereka sebagai lembaga masyarakat sekitar.
“Ada lima lembaga yang tergabung dalam aksi ini. Kami merasa tidak dihargai oleh manajemen proyek. Kami ingin melakukan sosial control terhadap pembangunan Medical Center yang anggarannya bersumber dari APBD Kota Cilegon sebesar lebih dari Rp 50 miliar,” ujar Sohari.
Dia menambahkan, “Kami melihat banyak pekerja di lapangan yang tidak mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) atau memenuhi standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan hak pekerja. Kami ingin bertemu langsung dengan manajemen proyek untuk menegur masalah ini, tetapi kami selalu diarahkan ke Ketua RT dan RW setempat," sambungnya.
Sohari juga menambahkan bahwa pihaknya merasa tersinggung karena lembaga mereka dihadapkan pada aparatur setempat, dan merasa tidak diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam proyek tersebut.
“Kami sebagai lembaga ingin diperhatikan dan turut berkontribusi dalam proyek ini, baik dari sisi suplai material maupun tenaga kerja. Esensi dari pembangunan harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kami tidak mau hanya menjadi penonton di tempat kami sendiri,” tegasnya.
Para Ormas dan LSM berharap ada peningkatan komunikasi dan kerjasama antara pihak manajemen proyek dan masyarakat setempat, agar proyek pembangunan dapat berjalan dengan lebih transparan dan melibatkan partisipasi lokal secara lebih efektif.
(*/Red)