• Jelajahi

    Copyright © Matacyber.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mahasiswa Al-Khairiyah Gruduk Pemkot Cilegon, Desak Pembayaran Honor Guru Madrasah

    Redaksi_Matacyber.com
    Kamis, 16 Januari 2025, 00:13 WIB
    masukkan script iklan disini


    MATACYBER.COM | CILEGON, – Gerakan Mahasiswa Al-Khairiyah menyuarakan aspirasi masyarakat dalam aksi yang digelar di depan Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon pada Rabu (15/01/2024). 

    Aksi ini bertujuan menuntut pembayaran honor triwulan keempat tahun 2024 bagi guru madrasah yang hingga kini belum direalisasikan oleh pemerintah.

    Dalam kesempatan itu, Kepala Bagian Umum Setda Kota Cilegon, Riezka Budhi Mustika mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon berkomitmen untuk menyelesaikan pembayaran honor guru madrasah yang tertunda sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

    “Hari ini dipimpin Bapak Asda I dan II, kami telah mendatangi BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk menanyakan aspek legalitas dari upaya yang kami lakukan ini. Selanjutnya, kami masih menunggu arahan dari BPK terkait masalah ini. Namun, komitmen kami sangat besar untuk menyelesaikan permasalahan ini,” ujar Budhi.

    Ia menambahkan bahwa Pemkot Cilegon sedang menempuh tahapan-tahapan yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini.

    “Kami Pemkot Cilegon terus menempuh tahapan-tahapannya. Jadi, sekali lagi kami masih menunggu aspek dari peraturan dan perundang-undangannya. Ini bukan hanya untuk guru madrasah, tetapi juga pihak ketiga yang belum dibayarkan,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setda Cilegon, Rahmatullah, yang turut hadir menemui demonstran, berharap agar permasalahan ini dapat segera terselesaikan.

    “Intinya, pemerintah Kota Cilegon tetap berkomitmen untuk menyelesaikan honor-honor yang belum terbayarkan. Semoga ada regulasi yang secara legal dapat membayarkannya,” harapnya.

    Sementara, salah satu mahasiswa Al-Khairiyah dalam orasinya menegaskan bahwa perjuangan ini tidak akan berhenti hingga hak guru madrasah terpenuhi.

    “Kita harapannya terwujud, tapi kalau tidak terwujud kita gruduk lagi bahkan massa lebih banyak lagi,” tegasnya.

    Dalam orasinya, ia juga mengutip Surat As-Saff ayat 2-3, yang sering disebut dalam pidato pejabat, untuk menekankan pentingnya menepati janji sesuai ajaran Al-Qur'an.

    “Saya mengutip apa yang dikutip oleh orang-orang itu yang kemarin-kemarin yang katanya Surat As-Saff ayat 2 dan 3, yâ ayyuhalladzîna âmanû lima taqûlûna mâ lâ taf‘alûn. Kalau ngaku orang yang beriman, jangan sampai mengkhianati apa yang telah diomongkannya. Kalau dikhianati terusannya, Kabura maqtan ‘indallâhi an taqûlû mâ lâ taf‘alûn, dosa besar kalau tidak menuruti apa yang telah diucapkannya. Itu bukan kata saya, tapi kata yang kemarin-kemarin,” ujarnya.

    Ia juga menegaskan bahwa orang yang tidak menepati janjinya disebut munafik, dan tempatnya adalah di neraka. Karena itu, ia meminta pemerintah segera merealisasikan janji tersebut untuk kesejahteraan para guru madrasah.

    “Kalau orang yang berkata tapi tidak ditepati janjinya maka itu disebut orang munafik. Kalau orang munafik tempatnya di neraka. Maka dari itu, saya meminta apa yang dikatakan oleh bapak-bapak ini tolong direalisasikan nanti untuk kemaslahatan guru-guru madrasah,” lanjutnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa madrasah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan di Indonesia, bahkan sebelum kemerdekaan.

    “Madrasah itu sudah ada semenjak bahkan sebelum Cilegon itu berdiri, itu sudah ada. Bahkan sebelum Indonesia merdeka sudah ada. Perjuangan guru-guru ini harus kita bela mati-matian sampai titik darah penghabisan,” ungkapnya dengan penuh semangat.

    Aksi ini menjadi simbol solidaritas mahasiswa dalam mendukung perjuangan guru honorer. Selain itu, ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah bahwa keadilan dan kesejahteraan adalah hak yang harus diperjuangkan tanpa kompromi. (Hendra)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini