MATACYBER.COM | Cilegon,- Aan Faisal Jabbar, sebagai Ketua Sapma Kota Cilegon, mengemukakan pandangannya terhadap kritik yang disampaikan oleh DPD KNPI Kota Cilegon dalam acara Diskusi Santai bertema "Menakar Kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon Periode 2021-2024", bersama organisasi mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) sebagai narasumber, yang digelar di Kedai Kopi Calderra Cilegon pada Rabu Kemarin,
Acara diskusi tersebut mengangkat beberapa isu tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, serta minimnya pembangunan di Kota Cilegon di bawah kepemimpinan Walikota Helldy Agustian dan Wakil Walikota Sanuji Pentamarta.
Menurut Aan, kritik yang disampaikan perlu diperhatikan, namun juga penting untuk melihat situasi secara menyeluruh.
Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur adalah proses yang memerlukan waktu, terutama di tengah tantangan ekonomi global saat ini.
"Akan tetapi, meskipun pembangunan alun-alun di 43 kelurahan belum sepenuhnya terealisasi, pembangunan 15-17 alun-alun menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan. Kendala teknis dan administratif sering kali memperlambat proses realisasi infrastruktur, namun langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah kota layak diapresiasi," ungkap Aan, Kamis 11 Juli 2024.
Aan juga menekankan bahwa masalah kemiskinan dan pengangguran bukan hanya bersifat lokal, tetapi juga merupakan tantangan nasional yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro.
"Pemerintah Kota Cilegon telah melaksanakan berbagai program untuk mengatasi masalah ini, dan angka pengangguran serta kemiskinan telah menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Namun, dampaknya mungkin belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat," jelasnya.
Dalam konteks transparansi informasi publik, Aan mengakui pentingnya aspek ini di era digital.
"Pemerintah Kota Cilegon harus terus meningkatkan transparansi dan komunikasi dengan masyarakat. Namun, hal ini tentu membutuhkan waktu serta adaptasi dalam sistem birokrasi yang ada," tambahnya.
Aan juga mengingatkan bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran saat ini merupakan hasil dari kondisi yang telah ada sebelumnya.
"Masalah yang telah berlangsung lama membutuhkan waktu untuk diperbaiki, dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat oleh pemerintahan yang baru," katanya.
Selain memberikan kritik, Aan mengajak masyarakat untuk melihat pencapaian lain yang telah berhasil diraih oleh pemerintah kota, seperti peningkatan layanan publik, kesehatan, dan pendidikan.
"Penting untuk melihat berbagai sudut pandang terkait permasalahan ini dan memberikan waktu kepada pemerintah untuk terus bekerja dalam menghadapi tantangan yang ada. Kritik yang membangun dan dukungan dari masyarakat akan membantu mempercepat proses pembangunan dan perbaikan di Kota Cilegon," tutupnya.
(*/Red)