MATACYBER.COM | Karang Intan, – Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan, antusias simak materi intoleransi radikalisme dan terorisme yang disampaikan Sat Binmas Polres Banjar bertempat di aula ruang kunjungan Lapas, Selasa (21/5). Kegiatan yang diikuti 20 warga binaan itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga binaan mengenai bahaya dari paham-paham tersebut.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan warga binaan Lapas Narkotika Karang Intan dapat lebih waspada dan memiliki pemahaman yang baik tentang cara mencegah penyebaran paham intoleransi dan radikalisme yang dapat berujung pada tindakan terorisme. Selain itu, kegiatan ini juga menyampaikan pesan damai, dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan,” ujar Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas, Rustam Efendi.
Rustam membuka kegiatan mewakili Kepala Lapas, Wahyu Susetyo. Sedang perwakilan dari Polres Banjar, Kasat Binmas, Iptu Akhmad Supiannor, bersama Kanit Bintibsos Sat Binmas Polres Banjar, Mahliya Andayani, yang juga bertindak selaku pemateri pada giat itu.
“Semua teroris secara definisi adalah radikal. Namun tidak semua kelompok radikal berakhir menjadi teroris. Bahkan hanya segelintir kelompok radikal yang berujung pada tindakan terorisme. Pada saat yang bersamaan, sangat jelas bahwa kebanyakan teroris memulai perjalanannya menuju misi terorisme dengan menjadi radikal militan dahulu,” ujar Mahliyani.
Lebih lanjut dirinya menegaskan bahwa teroris adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman, menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas. Hal itu dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, atau menimbulkan kerusakan maupun kehancuran terhadap obyek-obyek vital strategis, lingkungan hidup maupun fasilitas publik.
“Pola rekrutmen berawal dari penyebaran ide-ide radikal secara umum, mereka yang terpengaruh ide radikal akan dibina lebih intensif melalui pelatihan baik fisik maupun paramiliter. Jadi, ketika kita sudah mengetahui pola nya maka kita bisa lebih waspada agar tidak terpengaruh.
Warga binaan antusias mengikuti kegiatan dibuktikan dengan aktifnya mereka bertanya pada sesi diskusi di akhir penyampaian materi. Kemudian kegiatan ditutup dengan berfoto bersama.
(Raihan/Red)