• Jelajahi

    Copyright © Matacyber.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan


    Inovasi Pembelajaran di Sekolah Menunjang Transformasi Pendidikan di Indonesia

    Redaksi_Matacyber.com
    Kamis, 02 Mei 2024, 15:26 WIB
    masukkan script iklan disini

    Foto: Ilustrasi 

    MATACYBER.COM | Kualitas masa depan suatu bangsa seringkali dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang diterima oleh generasi muda saat ini. Pendidikan memainkan peran krusial dalam membentuk fondasi sosial, ekonomi, dan politik suatu negara. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kita sering mendengar betapa pentingnya investasi dalam pendidikan. 

    Dengan meningkatkan akses dan mutu pendidikan, kita tidak hanya membuka peluang lebih luas bagi generasi mendatang, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa di masa depan. 

    Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk menyadari bahwa perhatian terhadap pendidikan bukanlah sekadar investasi jangka pendek, tetapi merupakan investasi jangka panjang yang membentuk masa depan bangsa. Pemuda, sebagai orang yang akan mengendalikan kemajuan bangsa di masa mendatang, haruslah memiliki pendidikan dengan kualitas yang baik, agar di masa mendatang ia dapat memajukan bangsa ini. Bisa dikatakan bahwa, pendidikan menjadi kebutuhan dan bekal mereka di masa depan. 

    Pendidikan yang dimaksud disini bukan hanya berbicara seputar difusi ilmu pengetahuan, namun juga tentang proses pembelajaran akhlak dan tumbuh kembang nya keterampilan. Sehingga Pendidikan telah lama diakui sebagai kunci pembentukan karakter pribadi setiap individu. Pandangan ini tidak hanya tercermin dalam peraturan undang-undang, tetapi juga merupakan pemahaman yang meluas di masyarakat. 

    Sebagaimana diatur dalam Undang - Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi diri mereka secara aktif.

    Melalui proses pembelajaran, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan akademik, tetapi juga untuk membentuk aspek-aspek penting seperti kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan untuk kepentingan individu, masyarakat, bangsa, dan negara. 

    Dengan demikian, pendidikan bukan hanya tentang peningkatan kapasitas intelektual, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang kuat dan bertanggung jawab bagi perkembangan yang berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sudah ada sejak Zaman kolonial dimana Indonesia berada di bawah penjajahan Belanda dan Jepang. 

    Pada masa ini, sistem pendidikan Indonesia bertujuan untuk mendukung kepentingan mereka sendiri, dengan penekanan pada pendidikan elit pribumi yang hanya mencakup beberapa orang. Hal ini menciptakan kesenjangan pendidikan yang besar antara pribumi dan penduduk asli Belanda, menciptakan hambatan dalam pembangunan nasional.

    Pendidikan memiliki peran yang tak terbantahkan dalam upaya pembangunan sebuah negara. Pendidikan dapat membentuk karakter, keterampilan, dan pengetahuan masyarakat yang dapat berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan banga. Namun perjalanan pendidikan di Indonesia tidaklah mudah. Sejak Zaman Kolonial hingga kini, pendidikan di indonesia mengalami berbagai tantangan, perubahan, dan perkembangan. Namun, seiring berjalannya waktu, semangat nasionalisme mulai tumbuh dan pemikiran pendidikan nasional mulai berkembang. 

    Salah satu tokoh yang berperan besar dalam pergerakan ini adalah Ki Hadjar Dewantara, beliau merupakan seorang pendidik yang mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai lembaga pendidikan yang berbasis pada kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia. Pendidikan di Taman Siswa ini dilaksanakan melalui pendidikan kebangsaan yang menitikberatkan pada nasionalisme kultural yang selaras dengan kebutuhan masyarakat. 

    Pembelajarannya pun dilakukan dengan cara sejarah, etika, pelajaran bahasa, kebudayaan, dan kesenian seperti nyanyian, tarian, musik dan permainan.
    Pada Zaman Kemerdekaan merupakan masa bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang. Pada masa ini, Pendidikan memegang peran kunci dalam membentuk fondasi sebuah bangsa yang merdeka. 

    Ki Hadjar Dewantara memainkan peran penting dalam perjuangan ini dengan gagasannya tentang “Taman Siswa” yang mengedepankan pendidikan berdasarkan nilai-nilai lokal dan nasional. 

    Hal ini yang menjadi salah satu dasar filosofi pendidikan nasional Indonesia yang menggambarkan semangat keadilan, kesetaraan, dan kebebasan dalam pendidikan. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah, seperti kurikulum nasional dan program wajib belajar, mencerminkan komitmen untuk terus-menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, tantangan - tantangan pun bermunculan seperti globalisasi, perkembangan teknologi dan perubahan sosial-budaya. 

    Hal ini tentu saja menuntut adanya pembaharuan dan penyesuaian dalam sistem pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten, kreatif dan juga berkarakter.

    Pada era reformasi, pemerintah memberikan kebebasan kepada daerah untuk mendesain kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diperkenalkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menekankan pada pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional (KTSP) diberlakukan sebagai bentuk desentralisasi sistem pendidikan. Kurikulum 2013 diberlakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan penekanan pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

    Selanjutnya, di gulirkan Kurikulum Merdeka, sebagai upaya untuk memberi kesempatan atau kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan bantuan guru yang berperan sebagai fasilitator.
    Perjalanan pendidikan nasional merupakan perjalanan yang panjang dan penuh dengan tantangan dalam upaya untuk membangun sistem pendidikan yang berkualitas sesuai dengan nilai-nilai nasional. 

    Sepanjang masa perubahan perubahan yang ada, tentunya ada inovasi
    pembelajaran yang menyertai nya. Sudah menjadi keniscayaan jika inovasi pembelajaran di perlukan seiring dengan perkembangan zaman. Inovasi pembelajaran menjadi bagian dari transformasi pendidikan Indonesia. 

    Inovasi dalam konteks pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi. Yang pertama, segi sosiologi. Yaitu perubahan struktur sosial budaya akibat industrialisasi disharmoni sosial yang terarah pada adaptasi individu terhadap proses sosial itu. 

    Yang kedua, segi psikologi. Ini menunjukkan bagaimana kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang cepat dan dapat beradaptasi dengan nilai dan budaya yang baru. 

    Dan yang ketiga, dari segi pedagogik. Pandangan terhadap musik tradisional memperlihatkan lembaga pendidikan sebagai salah satu fondasi kultural dan sosial dalam suatu masyarakat. 

    Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan lembaga pendidikan agar mampu beradaptasi dengan perubahan sosial dan berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Kegagalan lembaga pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dapat mengakibatkan hilangnya relevansi pendidikan dan meningkatkan kemungkinan penurunan minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut (H.A.R Tilaar, 2002:5)

    Agar inovasi pendidikan dapat berjalan dan lancar berhasil dengan baik sesuai dengan harapan yang hendak dicapai maka diperlukan suatu manajemen pendidikan yang efektif, untuk itu menurut Kuntowijoyo ada tiga strategi manajemen perubahan yaitu :

    1. Strategi struktural. yakni suatu tindakan mengubah tahap keterpilahan negara dan masyarakat sehingga menyatunya masyarakat dan negara.

    2. Strategi kultural. yaitu terjadinya perubahan perilaku individual dan cara berpikirnya dan

    3. Strategi mobilitas. yakni terjadinya mobilitas sosial bersifat alami sesuai perkembangan intelektualitas dan hati nurani manusia dan masyarakatnya.

    Ketiga strategi manajemen perubahan ini apabila lebih difokuskan dalam bidang pendidikan maka arah manajemen perubahan yang dikehendaki atas dasar ketiga strategi ini dapat berupa strategi bertema adalah berupa perilaku penguasa (politik) agar dapat menjadikan pendidikan sebagai fokus utama pembangunan nasional dengan memberdayakan masyarakat secara efektif, kedua lebih menekankan pada aparat pendidikan di sekolah agar sungguh-sungguh dalam mengelola pendidikan sesuai kondisi yang ada, dan ketiga agar melibatkan aksi-aksi sosial dalam pengelolaan pendidikan.

    Kondisi ini sangat erat hubungannya dengan paradigma baru pengelolaan pendidikan khususnya pada tataran institusi sekolah yang merupakan lahan terdepan dalam implementasi perubahan yang diprogramkan, sehubungan dengan itulah dalam kondisi kompleks, diperlukan terobosan-terobosan yang efektif dalam pengelolaan sekolah agar tercipta suasana baru sesuai dengan tutupan perubahan bidang pendidikan saat ini, yaitu perlunya upaya sinergis implementasi MBS dengan dewan pendidikan dan komite sekolah (Indra Djati Sidi, 2002;15).

    Tindakan mensinergikan ketiga bentuk model ini diharapkan akan menghasilkan pengelolaan sekolah yang efektif, yang akhirnya akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik, komperatif, secara lokal, nasional maupun global.


    Artikel: Wawan Hendrawan, Rini Sabrina, Yuly Suryandari, Lukman Nulhakim, Rudi Haryadi.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini