MATACYBER.COM | Kab.Serang, - Kemacetan parah terjadi di Jalan Nasional Bojonegara-Cilegon yang mengular hingga ratusan meter di kedua sisi jalan. Pada Jum'at (13/10/2023) siang.
Hal ini lantaran ribuan massa dari Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara dan Desa Argawana Kecamatan Puloampel menggelar aksi demonstrasi menuntut ditutupnya stockpile batubara yang dianggap berdampak pencemaran dan mengganggu kesehatan masyarakat di dua wilayah kecamatan tersebut.
Salah satu Ibu-ibu dari Kampung Solor, Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara yang enggan menyebutkan namanya, menyebutkan dampak lingkungan berupa pencemaran udara dan air akibat dari debu batubara yang mengganggu kesehatan warga.
"Debunya masuk ke rumah, warga banyak yang sesak napas, kena radang tenggorokan, masuk ke sumur juga karena bikin gatal-gatal. Sejak ada stockpile ini seperti meracuni kami masyarakat di sini," ucapnya, polos saat ditemui di tengah aksi.
Tokoh Pemuda Desa Margagiri, Jastari menjelaskan aksi demo terhadap PT BSA ini bukan hanya kali ini saja dilakukan oleh masyarakat. Dan puncaknya hari ini, masyarakat dari Desa Argawana Kecamatan Puloampel juga akhirnya ikut aksi untuk menyampaikan keluhan dan menyampaikan tuntutannya agar stockpile tersebut ditutup.
"Ini sudah ke 3 kali warga kami demo ke PT BSA ini, tapi ada apa tuntutan kami seolah tidak digubris, karena dampaknya sangat luar biasa bagi kesehatan warga. Kami disini seperti sudah diracuni. Ada yang sakit radang, mata pedas, gatal-gatal, radang dan sebagainya. Belum jalan yang dipenuhi ceceran debu hitam sangat mengganggu pengendara motor. Maka dalam aksi ini, tidak ada lagi kata negosiasi kami masyarakat dua desa Margagiri dan Argawana menuntut perusahaan ini ditutup, atau diganti bentuk usaha lain yang tidak berdampak buruk terhadap masyarakat," paparnya.
"Sebenarnya wilayah stockpile ini ada di wilayah Margagiri, tapi karena masyarakat Cikubang khususnya Desa Argawana juga ikut terdampak, maka hari ini ikut demo menuntut penutupan stockpile batubara ini," sambungnya.
Tuntutan penutupan stockpile batubara tersebut juga diungkapkan tokoh pemuda Desa Argawana, Agus Sudrajat yang meskipun keberadaannya berada di Desa Margagiri, namun warga Puloampel khususnya di Kampung Cikubang ikut terdampak hebat akibat perusahaan tersebut.
"Kami tidak mau masyarakat kami terus diracuni begini, debu hitam terbang ke rumah-rumah. Jangan cuma cari keuntungan di sini tapi pikirkan bagaimana dampaknya bagi kesehatan masyarakat," tegasnya.
Dari pantauan langsung di lokasi, tepatnya di depan stockpile batubara milik PT. Berkat Sentra Alam (BSA), ribuan massa aksi yang dikomandoi oleh Ormas Masyarakat Banten Bersatu (MBB) ini, tidak menyurutkan aksinya meski dibawah teriknya panas matahari yang menyengat. Dan membludaknya massa membuat tertutupnya Jalan Nasional Bojonegara-Puloampel-Cilegon selama beberapa jam.
Bahkan banyak juga Ibu-ibu yang ikut turun aksi dan berteriak mengungkapkan kekesalannya karena terdampak dari debu hitam batubara.
Pihak kepolisian dari Polres Cilegon yang mengawal aksi, mengajak massa aksi untuk dilakukan mediasi di Kantor Kecamatan Bojonegara, sebagian massa akhirnya terurai mengikuti mediasi. Namun sebelumnya massa juga menurunkan batu boldas di gerbang untuk menutup perusahaan stockpile tersebut. Namun massa dari Kecamatan Puloampel tetap bertahan melakukan orasi.
Namun pihak manajemen dari PT BSA hingga sejauh ini belum bisa dikonfirmasi. Bahkan saat dilakukan mediasi di Kantor Kecamatan Bojonegara tidak ada perwakilan perusahaan yang hadir. (*red)